DPR Apresiasi MOPD Tanpa Kekerasan

27-07-2015 / KOMISI X

Tahun pelajaran 2015/2016 dimulai pada hari ini, Senin, (27/07/15). Di hari ini juga, menjadi hari pertama bagi peserta didik baru memulai belajar di sekolah yang baru. Bagi peserta didik baru, tahun pelajaran ini harus diawali dengan Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD).

 

Ada nuansa baru dalam penerimaan siswa baru ini. Pada tahun-tahun pelajaran sebelumnya, tak jarang kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) menjadi ajang kekerasan, pelecehan atau tindakan tak menyenangkan lainnya dari senior ke junior. Dengan MOPD ini, diharapkan tak menjadi momok seram bagi siswa dan orang tua dalam menghadapi tahun pelajaran baru.

 

Hal ini pun tak lepas dari pengamatan Anggota Komisi X DPR Sutan Adil Hendra. Politisi F-Gerindra ini mengapresiasi langkah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan yang telah mengambil kebijakan untuk meminimalisir, bahkan menghentikan kekerasan dalam MOS atau ospek.

 

“Saya mengapresiasi kebijakan Mendikbud Anies Baswedan. Kegiatan MOS di masa lalu yang membuat orang tua gelisah dan anak didik ketakutan dipelakukan kurang baik oleh seniornya, hal itu kini tidak ada,” kata Sutan, saat dihubungi via telpon oleh Parlementaria, Senin (27/07).

 

Politisi yang akrab dipanggil SAH ini menambahkan, kegiatan MOPD salah satunya bisa disisipkan kegiatan yang bersifat religius atau kegiatan yang sifatnya tidak sesaat, sehingga dapat menimbulkan kesan baik selama anak didik menempuh pendidikan di sekolah.

 

“Saya mempunyai komitmen dalam pendidikan ini, yang kita kedepankan adalah integritas. Kalau kita ingin mahasiswa, siswa, dan anak didik mempunyai integritas, caranya bukan hanya dengan melakukan ospek atau MOS yang sifatnya sesaat,” imbuh SAH.

 

Politisi asal Dapil Jambi ini menekankan, perlu adanya evaluasi terus menerus agar dunia pendidikan Indonesia semakin baik. Sehingga, kegiatan untuk anak didik yang kurang baik, sudah seharusnya ditinggalkan.

 

“Perbaikan kegiatan penerimaan anak didik ini adalah suatu kemajuan. Bangsa yang besar adalah bangsa yang melakukan evaluasi kepada arah perbaikan. Sehingga, intergitas dan kejujuran dapat terbangun secara baik,” tutup SAH. (sf) Foto: Naefuroji/parle/od

BERITA TERKAIT
Fikri Faqih Terima Aspirasi Forum Guru Honorer dan PPPK di Jateng, Berharap Solusi Atas Persoalan Kepegawaian
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keresahan tengah dirasakan ratusan guru honorer dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Jawa Tengah. Persoalan...
Once Mekel Apresiasi Terbitnya Permenkum Royalti, Fondasi Hukum Pertunjukan dan Musisi Nasional
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI, Elfonda Mekel, menyampaikan apresiasi atas terbitnya beleid Peraturan Menteri Hukum (Permenkum) Nomor...
Pidato Presiden Tempatkan Pendidikan, Kesehatan, dan Keadilan Sosial Fondasi Utama Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia,...
Pendidikan Tulang Punggung Utama Menuju Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mengingatkan bahwa pendidikan adalah tulang punggung utama dalam...